Seri: Mafia Espresso #1
Penulis: Francisca Todi
Tahun Terbit: 2015
Format: Ebook, 255 hlm.
Bisa dibeli di Google Play Store
Sinopsis:
Semua orang pernah melakukan kesalahan tolol, begitu juga Sophie. Ketika mobilnya ditabrak dalam perjalanan ke kantor, dia langsung menumpahkan kejengkelannya pada pria itu. Sialnya, ternyata pria itu calon kliennya dari Italia, dan Sophie harus berusaha memenangkan hatinya kalau tidak ingin kehilangan pekerjaan.
Pria itu pun melancarkan serangan balasan. Antonio Azzaro, itu namanya. Menuntut, itu pekerjaannya. Musim gugur di negeri Belanda yang berangin dan berhujan pun tidak lebih buruk dari hari-hari Sophie selanjutnya. Dia berusaha keras untuk melepaskan diri dari Antonio. Tapi setiap kali kesulitan menghadang, pria itu ada di sisinya, siap menangkap setiap keping kehidupannya yang runtuh satu per satu.
Siapa Antonio sebenarnya? Seorang pria yang berbahaya? Atau pria tempat Sophie bisa melabuhkan hatinya yang letih?
Hari itu bisa dibilang hari yang sial bagi seorang Sophie Pieters. Saat sedang terburu-buru dalam perjalanan menuju tempat kerja, mobilnya ditabrak dari belakang. Terang saja gadis itu jengkel dan marah-marah kepada si pria penabrak. Meski si pria sudah minta maaf dan bahkan menunjukkan itikad baik untuk bertanggung jawab, Sophie tetap saja kesal. Bagaimana tidak? Ada rapat penting dengan calon klien perusahaan tempatnya bekerja dan ia harus terlambat gara-gara kejadian itu.
Di kantor, Sophie menceritakan alasan atas keterlambatannya kepada Bu Bos. Ia berkata bahwa ia ditabrak oleh seorang “idiot yang menjengkelkan.” Bu Bos pun menjelaskan hal yang sama kepada para calon klien. Malang bagi Sophie. Pemilik perusahaan yang menjadi calon klien tidak lain adalah si “idiot yang menjengkelkan”. Lelaki Italia itu bernama Antonio Azzaro. Nasib kerja sama antara kedua perusahaan pun terancam.
Antonio punya cara khusus untuk membalas Sophie. Ia menunda penandatanganan kontrak kerja sama, dan sebagai “hukuman” bagi Sophie, ia meminta gadis itu menemaninya selama berada di Belanda. Satu bulan penuh! Sophie tak punya pilihan lain selain memenuhi kontrak tak tertulis tersebut (dengan amat sangat berat hati sekali pakai gondok). Bagaimanapun, ia tak ingin kerja kerasnya bersama tim menjadi sia-sia bila Antonio membatalkan kontrak kerja sama. Kemungkinan terburuknya adalah Sophie dan timnya bakal dipecat.
Selama menemani Antonio, Sophie seringkali mendapati pria itu bertindak mencurigakan. Apalagi setelah mengetahui bahwa kampung halaman Antonio adalah Sisilia, sarangnya para mafia. Di satu sisi, Antonio adalah pria yang tampan dan selalu bersikap gentleman (meski Sophie dengan tegas menunjukkan ketidaksukaannya). Namun di sisi lain, pria itu begitu misterius dan terkesan berbahaya. Dengan Antonio di sisinya, ditambah permasalahan keluarga dan pekerjaan yang bertubi-tubi menghantam dirinya, Sophie merasa hidupnya semakin kacau.
Namun tak bisa dipungkiri, ada sesuatu yang tumbuh di dalam hati Sophie terhadap Antonio. Pria itu begitu baik dan perhatian, berbeda dengan Ray yang selalu memperlakukannya seperti pembantu. Tapi, memangnya Antonio punya hati terhadap dirinya? Bukankah sejak awal kebersamaan mereka tak lebih dari sebuah bentuk hukuman—yang semakin meyakinkan Sophie kalau Antonio adalah mafia yang permintaannya harus selalu dituruti? Siapa sebenarnya Antonio? Baca kisah lengkapnya dalam Irresistible karya Francisca Todi.
Satu hal yang nggak bisa berhenti saya lakukan selama membaca novel ini: nyengir. Yap, Irresistible adalah novel bergenre romantic-comedy. Bagi pembaca yang familiar dengan cuplikan cerita di atas, mungkin memang pernah membaca cerita yang sama. Novel ini sebelumnya pernah diterbitkan dengan judul Mafia Espresso. Irresistible adalah bentuk digital (ebook) dari novel tersebut dan telah dilakukan beberapa revisi oleh penulis. Menurut saya, penggantian judul menjadi Irresistible adalah keputusan tepat sebab selain terasa lebih catchy, juga sangat mewakili isi cerita (ya ampun, siapa yang bisa menolak pesona si mafia?).
Saya tak menyangka bakal sangat menyukai novel ini. Sebagai sebuah novel komedi romantis, novel ini sukses menghibur saya. Melalui novel ini, penulis mengajak pembaca menyaksikan kebersamaan Sophie dan Antonio—yang meski selalu diwarnai pertengkaran, namun seru untuk disimak—di Negeri Kincir Angin pada musim gugur yang dingin. Membuat saya ingin menyesap secangkir espresso hangat. (Tapi berhubung nggak ada espresso, saya minumnya kopi sachet doang. T_T #numpangcurhat)
Oh ya, tadinya saya mengira novel ini bakal bercerita tentang gadis balasteran Indonesia yang tinggal di Belanda. Tapi saya salah. Sophie Pieters adalah perempuan asli Belanda. Dengan para tokoh yang murni orang bule plus cerita yang berlatar negeri Belanda, saya sempat khawatir membaca novel ini akan terasa kaku seperti membaca novel terjemahan. Ternyata tidak. Gaya becerita penulis sangat luwes sehingga cerita pun mengalir dengan lancar. Pembaca juga mendapat sedikit tambahan wawasan melalui istilah-istilah dalam bahasa Belanda dan Italia yang diselipkan penulis dalam percakapan, lengkap dengan catatan kaki yang menjelaskan arti istilah tersebut.
Tokoh favorit saya di buku ini tak lain adalah si Mafioso Azzaro (atau begitulah sebutan Sophie). Penulis sukses membuat saya penasaran dan menebak-nebak identitas Antonio. Benarkah ia seorang mafia? Kejahatan apa saja yang sudah ia lakukan? Jika benar demikian, hidup Sophie dan orang-orang terdekatnya bakalan nggak aman dong? Semua pertanyaan tersebut terjawab menjelang akhir cerita, lengkap dengan twist menarik dan adegan ala film action.
Selain itu, sisipan cerita tentang Sophie dan Tina, kakak perempuannya, semakin menambah warna dalam novel ini. Tina digambarkan sebagai wanita single parent berhati baja dan rela bekerja keras demi menghidupi dirinya dan anak perempuannya. Meski selalu bersikap tegar, Tina toh hanyalah manusia biasa. Perhatian yang diberikan Sophie kepada kakaknya membuat saya terharu. Ah, saya selalu menyukai cerita yang menyisipkan hubungan kakak-beradik. Untuk sebuah novel komedi romantis, sisipan cerita menyentuh semacam ini membuat Irresistible terasa kaya.
Hal yang sedikit membuat gemas selama membaca novel ini adalah tokoh Sophie yang plin-plan. Sebenarnya suka Antonio nggak, sih? Kenapa pula masih mengharapkan Ray? Tapi untunglah semua itu masih dalam taraf wajar, nggak sampai mengganggu keasyikan membaca.
Secara keseluruhan, saya sangat menyukai novel ini. Ceritanya ringan, lucu, juga menyentuh. Cocok dibaca saat bersantai sambil menyesap secanggir espresso (atau dalam kasus saya, secangkir kopi sachet #teteupcurhat).
Ssst... novel ini ada sekuelnya loh. Nantikan review-nya di blog ini. ^^
Tentang pengarang:
Kecintaan Francisca Todi pada cerita telah mulai sejak kecil. Dia melahap setiap buku di perpustakaan sekolah dan sering mengarang cerita bersama teman-teman dan adiknya.
Setelah bertahun-tahun menjadi fans Enid Blyton, dan kemudian menjadi penggemar cerita-cerita chicklit ala Sophie Kinsella, kisah-kisah yang ditelurkan Francisca pun berupa novel cinta yang romantis dan bercampur dengan petualangan dan ketegangan.
Francisca dan suaminya kini tinggal di Belanda—negeri dengan angin dingin, jalan-jalan berkelok penuh gedung tua, dan kanal-kanal indah yang tidak pernah gagal memicu ide kreatifnya.
Dapatkan buku-buku Francisca Todi di http://FranciscaTodi.com/buku atau di Google Play book (https://play.google.com/store/books/author?id=Francisca+Todi)
Twitter: @CiscaTodi
Facebook: www.facebook.com/FranciscaTodi
aku pernah baca yg versi dulu, Mafia Espresso dan kurang begitu suka, cuma ngasih 2 sayap aja. Jadi cukup penasaran apa bedanya dengan versi yg lama. Ini nggak ada buku cetaknya ya?
BalasHapusNggak ada buku cetaknya, Lis. Aku jg nggak tahu bagian mananya yang direvisi karena memang belum baca versi yang lama sih. Tapi aku enjoy banget baca versi yang ini. :)
BalasHapus