Seri: Glam Girls #2
Penulis: Tessa Intanya
Penerbit: GagasMedia
Cetakan: I, 2009
Tebal: x + 346 hlm
ISBN13: 9789797803209
Sinopsis:
GLAM GIRLS. YOU WILL LOVE US—WE PROMISE.
Kamu melihat kami berkilauan setiap hari. Tatanan rambut kami selalu sempurna, bahkan sejak bangun tidur. Kamu bilang, kami mengeja ‘Chanel’, ‘Fendi’, dan ‘Prada’ lebih cepat daripada ‘Geometri’. Menurutmu, kami cantik—dan diam-diam benci setengah mati karenanya. Kadang, kamu juga berharap kamulah yang dikerumuni cowok-cowok itu—bukan kami. Malamnya, dalam doa kamu bertanya, kenapa Tuhan bisa sebegitu nggak adilnya.
But, here’s the truth. Setiap pagi, kami ngabisin waktu lebih lama di depan cermin karena kami sadar, penampilan glamor nggak sesederhana Miley Cyrus make wig pirang dan, poof, jadilah Hannah Montana. Kami bisa juga kok mengeja ‘Geometri’—meskipun JARANG BANGET make kata itu dalam percakapan sehari-hari. Dan tentang cantik... well, itu anugerah. Kalo kamu benci kami karena sesuatu yang dibawa sejak lahir, apa akan adil kalo kami juga membencimu karena pintar? Dan tentang cowok-cowok itu, kamu nggak tahu kan kadang-kadang mereka bisa jadi sangat posesif dan menyusahkan.
Jadi gimana, masih berani bilang Tuhan itu nggak adil?
Kenalkan, Rashida Agashi Paradakso, atau akrab disapa Rashi. Si queen bee yang jutek, bossy, dan b*tchy—atau begitu anggapan mereka yang membencinya. Lagi pula, di Voltaire International School ini, siapa sih yang benar-benar bisa kita percaya? Orang-orang yang tulus mau berteman denganmu nyaris tidak ada. Setiap pujian dan kekaguman yang mereka tunjukkan kepadamu karena berpenampilan keren, di baliknya pasti ada bisik-bisik iri hati.
Itulah yang membuat Rashi sangat ketat dalam memilih teman. Baru-baru ini, Marion, si backstabber, telah ia depak jauh-jauh. Saat itulah Adrianna masuk dan menggantikan posisi Marion. Ad, meskipun agak geeky, tapi anaknya asyik dan mampu menyesuaikan diri dengan Rashi dan Maybella—teman Rashi yang satu lagi. Tapi kok, di saat Rashi membutuhkan kedua temannya untuk hang out demi menghilangkan rasa suntuknya dengan keadaan rumah, mereka pada ke mana ya? Akhirnya Rashi pergi dengan cowok berinisial M, sebagai teman, tentu.
Tapi yang namanya haters, mereka selalu mampu membuat hal-hal biasa semacam hang out dengan teman menjadi skandal luar biasa. Blog The Jakarta Social Suicide muncul dengan gosip-gosip murahan yang didedikasikan untuk Rashi. Gadis itu dituduh selingkuh dari Lucas, pacarnya. Awalnya Rashi tidak terlalu menganggap serius blog itu, tapi kok, lama-lama isinya makin kurang ajar ya? Siapa sih dalang di balik blog gosip murahan tersebut?
Sementara itu, saat hubungannya dengan Lucas semakin tidak jelas, Rashi bertemu dengan Arian, yang berasal dari golongan ‘rakyat jelata’. Pertemuan Rashi dengan Arian sebenarnya bukan sesuatu yang bisa dibilang romantis. Di ruang club renang, Dico dan geng-nya sedang sibuk mengerjai Arian. Mereka menceburkan cowok yang tak bisa berenang itu ke tengah kolam. Rashi refleks menolongnya. Pake acara ngasih napas buatan segala (LOL, ini bener-bener berkebalikan dengan film-film, di mana cowoklah yang biasanya menyelamatkan cewek). Singkat cerita, Arian tidak jadi mati. Sejak saat itu mereka mulai saling bertemu, namun Rashi mati-matian menyangkal bahwa ia naksir Arian.
Bagaimana kelanjutan hubungan Rashi dan Arian? Siapa sebenarnya si hater yang menulis hal-hal tidak benar tentang Rashi? Bagaimana kelanjutan hubungan persahabatan antara Rashi, Ad, dan May di Voltaire Internatinal School, sekolah paling hedon, di mana kekayaaan dan popularitas adalah segalanya? Baca kisah lengkapnya dalam Reputation karya Tessa Intanya.
Novel ini adalah sekuel dari Glam Girls. Sebelum membahas lebih jauh tentang novel ini, saya akan membahas sedikit tentang konsep serial Glam Girls. Jadi ceritanya pihak GagasMedia (kemungkinan besar si Christian Simamora) mempunyai ide untuk menghadirkan novel trilogi tentang geng cewek (clique) di sekolah bernama Voltaire International School (VIS) Jakarta. Tiga buku, tiga sahabat, tiga penulis. Yap, tiga penulis. Masing-masing buku ditulis oleh penulis yang berbeda. Buku pertama berkisah dari sudut pandang Ad, ditulis oleh Nina Ardianti. Cerita buku kedua dari sudut pandang Rashi (si queen bee), ditulis oleh Tessa Intanya. Sedangkan buku ketiga dari sudut pandang Maybella, yang semula rencananya akan ditulis oleh Woro Liana, tapi karena suatu hal, akhirnya digantikan oleh Winna Efendi. (Ini masih menjadi misteri, Permisa. Mengapa Woro diganti Winna? Emang sih nama mereka sama-sama dari huruf W, tapi... kenapa diganti? What’s wrong with Woro? Kok jadi kayak cerita Marion yang diganti Ad ya? #Gossip #SalahFokus #CukupPan!)
Oke, balik ke bukunya. Dalam Reputation, kita akan menyaksikan tokoh utama yang juga bertindak sebagai antagonis. Ya, karakter jutek, bossy, dan bit—oke, saya tidak akan menyebut kata itu, tapi tahu kan, maksud saya? Ciri-ciri karakter yang saya sebutkan tersebut biasanya sering dijumpai dalam karakter antagonis, namun umumnya bukan sebagai tokoh utama. Di novel ini, ia justru tampil sebagai tokoh utama. Saya memuji penulis yang sanggup menghadirkan tokoh Rashi dengan sangat meyakinkan. Kita juga jadi tahu alasan-alasan Rashi, mengapa ia memilih untuk bersikap sedemikian menjengkelkan. Tapi alih-alih membenci Rashi, saya justru mengagumi sosoknya.
Dibandingkan dengan buku pertama, saya lebih menyukai buku kedua ini. Elemen-elemen yang dihadirkan cukup lengkap, mulai dari keluarga, persahabatan, hingga romansa. Yah, meski porsi romance di sini sedikit lebih banyak dibanding buku pertama, tapi secara umum yang lebih ditonjolkan adalah keluarga dan persahabatan. Malah cerita hubungan Rashi dengan keluarganya mengambil porsi cukup besar di sini.
Bahasa campur aduk antara Inggris dan Indonesia masih mendominasi novel ini, tapi saya tidak terlalu mempermasalahkannya. Sementara barang-barang branded jelas sudah menjadi trademark serial ini, jadi saya tidak banyak protes dan menganggapnya angin lalu (tsah). Secara keseluruhan, saya sangat menikmati membaca Reputation. Faktor utama yang membuat saya mengagumi novel ini adalah karakter tokoh utamanya. Dua jempol deh, untuk penulis. Pembaca yang ingin menyimak kisah dari sudut pandang tokoh antagonis, bisa coba membaca novel ini. :)
Super Series |
aku juga bertanya-tanya kenapa buku ini ditulis oleh Winna bukannya Woro, penasarannnnnn *kepo kumat*
BalasHapusMaksudnya yang Unbelievable ya, Lis? Sama, aku juga penasaran. Tapi untunglah aku suka Unbelievable. Meski baru bergabung belakangan, tapi Winna sukses menghidupkan tokoh May.
HapusGuys just sharing, I've found this interesting! Check it out!
BalasHapusErotic Massage in Thessaloniki |
Erotic Massage in Riyadh |
Erotic Massage in Brussels |
Erotic Massage in Hong Kong |
Erotic Massage in Tokyo |
Erotic Massage in Kuala Lumpur |
Erotic Massage in Nicosia |
BalasHapusErotic Massage in Limassol |
Erotic Massage in Milan |
Erotic Massage in Dubai |
Erotic Massage in Sofia |
Erotic Massage in London |
Erotic Massage in Athens |
BalasHapusErotic Massage in Perth |
Erotic Massage in Sydney |
Erotic Massage in Melbourne |
Erotic Massage in Vienna |
Erotic Massage in Baku |
Erotic Massage in Vancouver |
BalasHapusErotic Massage in Shanghai |
Erotic Massage in Bogota |
Erotic Massage in Copenhagen |
Erotic Massage Kiev |