Judul: The Fault in Our Stars
Penulis: John Green
Penerjemah: Inggrid Dwijani Nimpoeno
Penerbit: Qanita, April 2014
Tebal: 424 hlm.
ISBN: 9786021637395
Sinopsis Goodreads:
Penulis: John Green
Penerjemah: Inggrid Dwijani Nimpoeno
Penerbit: Qanita, April 2014
Tebal: 424 hlm.
ISBN: 9786021637395
Sinopsis Goodreads:
Mengidap kanker pada umur 16 tahun pastilah terasa sebagai nasib sial, seolah bintang-bintang serta takdirlah yang patut disalahkan. Itulah yang dialami oleh Hazel Grace. Sudah begitu, ibunya terus memaksanya bergabung dengan kelompok penyemangat penderita kanker. Padahal, Hazel malas sekali.
Tapi, kelompok itu toh tak buruk-buruk amat. Di sana ada pasien bernama Augustus Waters. Cowok cakep, pintar, yang naksir Hazel dan menawarinya pergi ke Amsterdam untuk bertemu penulis pujaannya. Bersama Augustus, Hazel mendapatkan pengalaman yang sangat menarik dan tak terlupakan.
Tetap saja, rasa nyeri selalu menuntut untuk dirasakan, seperti halnya kepedihan. Bisakah Augustus dan Hazel tetap optimistis menghadapi penyakit mereka, meskipun waktu yang mereka miliki semakin sedikit setiap harinya?
Novel ini membawa kita ke dunia para karakternya, yang sanggup menghadapi kesulitan dengan humor-humor dan kecerdasan. Di balik semua itu, terdapat renungan mengenai berharganya hidup dan bagaimana kita harus melewatinya.
Saya bela-belain baca buku ini karena kepingin menonton filmnya. Haha. Sebenarnya dulu pernah punya buku ini yang edisi cover 'anak-anak', tapi waktu itu saya memutuskan untuk menjadikannya hadiah giveaway. Nah, kali ini yang saya dapat adalah edisi cover film. Jika biasanya saya kurang menyukai cover film, maka kali ini berbeda. Saya merasa cover versi film ini jauh lebih bagus, mirip cover novel-novel YA pada umumnya.
The Fault in Our Stars berkisah tentang Hazel Grace, penderita kanker tiroid yang sudah menyebar hingga ke paru-paru sehingga ia butuh alat pernapasan dan tangki oksigen kemana-mana. Hazel hanya ingin menikmati sisa hidupnya dengan biasa-biasa saja, di antaranya dengan membaca dan menonton episode American Next Top Model. Namun ibu Hazel menganggapnya depresi (mungkin memang demikian), sehingga ibunya terus memaksa dirinya untuk mengikuti perkumpulan pendukung penderita kanker. Awalnya Hazel menolak, karena perkumpulan tersebut tidak begitu membantunya. Hingga akhirnya di perkumpulan itu, ia bertemu dengan Augustus Waters, cowok keren mantan penderita kanker osteosarkoma (yang sukses membuat cowok itu kehilangan sebelah kakinya sehingga harus menggunakan kaki palsu).