Judul: Will Grayson, Will Grayson
Penulis: John Green & David Levithan
Penerbit: Penguin Books Ltd, 2012
Tebal: 308 hlm.
ISBN: 9780141346113
Sinopsis:
Penulis: John Green & David Levithan
Penerbit: Penguin Books Ltd, 2012
Tebal: 308 hlm.
ISBN: 9780141346113
Sinopsis:
One cold night, in a most unlikely corner of Chicago, teenager Will Grayson crosses paths with... "Will Grayson"! Two teens with the same name who run in two very different circles suddenly find their lives going in new and unexpected directions. Culminating in epic turns-of-heart on both of their parts, they team up to produce the most fabulous musical ever to grace the high-school stage.Told in alternating voices from two award-winning, popular names in young-adult fiction—John Green (author of "The Fault in Our Stars") and David Levithan (author of "Boy Meets Boy")—this unique collaborative novel features a double helping of the heart and humour that has won both authors legions of fans. John Green has a huge online presence through his 1.1 million Twitter followers and YouTube channel Vlogbrothers, which has been viewed over 200 million times and has 660,000 subscribers, making it one of the most successful online channels in history. This is a Penguin logo edition.
Saya belum pernah membaca satu pun karya John Green dan David Levithan, tapi saya telah mendengar kepopuleran mereka, terutama John Green yang menghebohkan jagad perbukuan dengan bukunya yang berjudul The Fault in Our Stars. Jadi, saya pikir tak ada salahnya membaca duet mereka di buku ini. Apalagi sejak awal saya sudah tertarik dengan premisnya: Pertemuan secara tak terduga antara dua pemuda bernama sama yaitu "Will Grayson", di mana pertemuan tersebut membawa dampak yang besar pada kehidupan keduanya. Terdengar cukup menarik, bukan?
Will Grayson versi John Green adalah pemuda yang selalu ingin berada 'di bawah radar'. Will hanya ingin menjalani kehidupan dengan lurus dan sebisa mungkin menghindari masalah. Prinsipnya, bila tak ingin sakit hati, maka caranya adalah 'tidak peduli' dan 'tutup mulut'. Ia memang berusaha untuk tak peduli dengan orang lain dan selalu menghindari perdebatan. Satu-satunya sahabat yang ia miliki hanyalah Tiny Cooper. Tiny Cooper adalah tokoh penting di buku ini. Tentang dia akan saya bahas nanti. Sementara itu, will grayson versi David Levithan adalah sosok yang sinis. Ia suka menyimpan masalahnya sendiri. Oh, dan ia gay. Ia sendiri tak mempermasalahkan orientasi seksualnya. Hanya saja, ia hidup di lingkungan yang secara umum masih mencemooh mereka yang 'berbeda'. Jadi, ia tidak merasa mengumbar orientasi seksualnya adalah hal yang cukup penting. will grayson versi DL digambarkan lebih kelam. Dalam benak saya, ia berlihat seperti vokalis band-band emmo, hehe.
John Green dan David Levithan menceritakan Will Grayson versi mereka secara bergantian. Bila JG menulis secara konvensional, maka DL melakukan hal yang berbeda. Jika kamu memperhatikan, will grayson versi DL saya tulis secara lowercase. Bukan typo, tapi memang begitulah DL menulis seluruh bab tentang will versinya—dengan huruf kecil. Tentunya itu bukan sekadar gaya-gayaan, sebab menggambarkan bagaimana will memandang dirinya sendiri (ada penjelasannya di bab tambahan, yaitu bincang-bincang antara John Green dan David Levithan).
Dan... Tiny Cooper! Nah, tokoh inilah yang menjadi daya tarik buku ini. Ia bertubuh super-besar, ceria, heboh, 'melambai', dan penuh percaya diri. Mengutip bukunya: Tiny Cooper is not the world's gayest person, and he is not the world's largest person, but I believe he may be the world's largest person who is really, really gay, and also the world's gayest person who is really, really large. Saya sulit untuk tidak nyengir membaca bagian itu. Tiny Cooper dan segala tingkah ajaibnya menjadi penghubung antara dunia Will Grayson dan will grayson yang sangat berbeda. Ia selalu mampu membalas setiap ejekan orang-orang dengan jawaban yang cerdas dan telak. Meski kadang sifatnya yang drama queen (terutama setiap mengalami patah hati) kerap merepotkan Will, tapi Tiny Cooper adalah pribadi yang menyenangkan.
Konflik dalam buku ini sangat menarik. Will Grayson (JG) dan aturan bodohnya membuatnya kelabakan sendiri saat dirinya mulai menyukai seorang gadis bernama Jane. Ia terjebak pada salah satu aturannya sendiri yaitu tentang 'tidak peduli'. Meski demikian, ia memiki caranya sendiri untuk menunjukkan kesukaannya terhadap Jane, dengan cara yang sebisa mungkin diusahakan untuk tidak romantis. Hal tersebut malah membuatnya terlihat manis. Sementara itu, konflik will grayson (DL) ternyata lebih menarik perhatian saya. Terutama setelah terungkapnya sebuah kebenaran yang amat pahit. Emosi saya bahkan sempat terpancing dan rasanya ingin ikut menjerit bersama will.
Secara umum, novel ini berkisah tentang cinta, persahabatan, dan pencarian jati diri. Walau terdapat unsur gay dalam novel ini, namun itu bukanlah isu utama, apalagi untuk mencari pembenaran. Kedua penulis hanya mencoba mengangkat persoalan yang dialami oleh banyak orang, terutama mereka yang masih muda dan sedang mencari jati diri. Buku ini ditulis dengan baik; lucu, sinis, juga cerdas. Saya berkali-kali dibuat tertawa oleh ucapan para tokoh dalam buku ini, bahkan dari will grayson yang emmo itu. Saya sangat, sangat mengukai novel ini... kecuali endingnya. Well... tidak buruk sih, justru manis. Sayang takarannya agak berlebih. Mungkin beberapa orang akan menganggap endingnya luar biasa, tapi bagi saya malah terasa kurang realistis. Untunglah hal tersebut tidak sampai mengurangi rasa suka saya terhadap buku ini.
Sebagai penutup, saya merasa cukup puas atas duet penulis beken ini. Jika disuruh memberi bintang, maka saya akan memberi Will Grayson, Will Grayson 4,5 dari 5 bintang. Jelas, buku ini adalah salah satu favorit saya di tahun 2013. Ini adalah perkenalan yang cukup menyenangkan antara saya dengan John Green dan David Levithan. Tentu saya berharap bisa membaca karya-karya mereka yang lain.
Will Grayson versi John Green adalah pemuda yang selalu ingin berada 'di bawah radar'. Will hanya ingin menjalani kehidupan dengan lurus dan sebisa mungkin menghindari masalah. Prinsipnya, bila tak ingin sakit hati, maka caranya adalah 'tidak peduli' dan 'tutup mulut'. Ia memang berusaha untuk tak peduli dengan orang lain dan selalu menghindari perdebatan. Satu-satunya sahabat yang ia miliki hanyalah Tiny Cooper. Tiny Cooper adalah tokoh penting di buku ini. Tentang dia akan saya bahas nanti. Sementara itu, will grayson versi David Levithan adalah sosok yang sinis. Ia suka menyimpan masalahnya sendiri. Oh, dan ia gay. Ia sendiri tak mempermasalahkan orientasi seksualnya. Hanya saja, ia hidup di lingkungan yang secara umum masih mencemooh mereka yang 'berbeda'. Jadi, ia tidak merasa mengumbar orientasi seksualnya adalah hal yang cukup penting. will grayson versi DL digambarkan lebih kelam. Dalam benak saya, ia berlihat seperti vokalis band-band emmo, hehe.
John Green dan David Levithan menceritakan Will Grayson versi mereka secara bergantian. Bila JG menulis secara konvensional, maka DL melakukan hal yang berbeda. Jika kamu memperhatikan, will grayson versi DL saya tulis secara lowercase. Bukan typo, tapi memang begitulah DL menulis seluruh bab tentang will versinya—dengan huruf kecil. Tentunya itu bukan sekadar gaya-gayaan, sebab menggambarkan bagaimana will memandang dirinya sendiri (ada penjelasannya di bab tambahan, yaitu bincang-bincang antara John Green dan David Levithan).
Dan... Tiny Cooper! Nah, tokoh inilah yang menjadi daya tarik buku ini. Ia bertubuh super-besar, ceria, heboh, 'melambai', dan penuh percaya diri. Mengutip bukunya: Tiny Cooper is not the world's gayest person, and he is not the world's largest person, but I believe he may be the world's largest person who is really, really gay, and also the world's gayest person who is really, really large. Saya sulit untuk tidak nyengir membaca bagian itu. Tiny Cooper dan segala tingkah ajaibnya menjadi penghubung antara dunia Will Grayson dan will grayson yang sangat berbeda. Ia selalu mampu membalas setiap ejekan orang-orang dengan jawaban yang cerdas dan telak. Meski kadang sifatnya yang drama queen (terutama setiap mengalami patah hati) kerap merepotkan Will, tapi Tiny Cooper adalah pribadi yang menyenangkan.
Konflik dalam buku ini sangat menarik. Will Grayson (JG) dan aturan bodohnya membuatnya kelabakan sendiri saat dirinya mulai menyukai seorang gadis bernama Jane. Ia terjebak pada salah satu aturannya sendiri yaitu tentang 'tidak peduli'. Meski demikian, ia memiki caranya sendiri untuk menunjukkan kesukaannya terhadap Jane, dengan cara yang sebisa mungkin diusahakan untuk tidak romantis. Hal tersebut malah membuatnya terlihat manis. Sementara itu, konflik will grayson (DL) ternyata lebih menarik perhatian saya. Terutama setelah terungkapnya sebuah kebenaran yang amat pahit. Emosi saya bahkan sempat terpancing dan rasanya ingin ikut menjerit bersama will.
Secara umum, novel ini berkisah tentang cinta, persahabatan, dan pencarian jati diri. Walau terdapat unsur gay dalam novel ini, namun itu bukanlah isu utama, apalagi untuk mencari pembenaran. Kedua penulis hanya mencoba mengangkat persoalan yang dialami oleh banyak orang, terutama mereka yang masih muda dan sedang mencari jati diri. Buku ini ditulis dengan baik; lucu, sinis, juga cerdas. Saya berkali-kali dibuat tertawa oleh ucapan para tokoh dalam buku ini, bahkan dari will grayson yang emmo itu. Saya sangat, sangat mengukai novel ini... kecuali endingnya. Well... tidak buruk sih, justru manis. Sayang takarannya agak berlebih. Mungkin beberapa orang akan menganggap endingnya luar biasa, tapi bagi saya malah terasa kurang realistis. Untunglah hal tersebut tidak sampai mengurangi rasa suka saya terhadap buku ini.
Sebagai penutup, saya merasa cukup puas atas duet penulis beken ini. Jika disuruh memberi bintang, maka saya akan memberi Will Grayson, Will Grayson 4,5 dari 5 bintang. Jelas, buku ini adalah salah satu favorit saya di tahun 2013. Ini adalah perkenalan yang cukup menyenangkan antara saya dengan John Green dan David Levithan. Tentu saya berharap bisa membaca karya-karya mereka yang lain.
***
Favorite Quotes:
“Maybe there's something you're afraid to say, or someone you're afraid to love, or somewhere you're afraid to go. It's gonna hurt. It's gonna hurt because it matters.”
―John Green
“You like someone who can't like you back because unrequited love can be survived in a way that once-requited love cannot. ”
―John Green
“i do not say 'good-bye.' i believe that's one of the bullshittiest words ever invented. it's not like you're given the choice to say 'bad-bye' or 'awful-bye' or 'couldn't-care-less-about-you-bye.' every time you leave, it's supposed to be a good one. well, i don't believe in that. i believe against that.”
―David Levithan
“sometimes it's okay to cheat on things—but don't ever cheat on people. because once you start, it's very hard to stop. you find out how easy it is to do.”
―David Levithan
***
masukin list baca
BalasHapusAseeek. Bagus banget Yon. Aku banyak ngakaknya baca ini. :D
BalasHapusreviewnya keren!
BalasHapusih, jadi penasaran, udah punya ebooknya kemaren pas bagi-bagi, semoga ada waktu baca :p
Awww. Makasih Ibu Peri. Ayo disempetin baca. :)
BalasHapusArghhh... Keren banget reviewmu,pan #kempesinkepalaOpan
BalasHapusAku juga mau bacaaa ahhh...
Hahaha. Itu serius muji atau ngejek kakaaaaaak? Soalnya setalah aku baca-baca ulang reviu di atas, perasaan biasa aja. Malah kurang detail. Saya nggak cerita pendapat saya tentang konflik antara Tiny dan Will (JG), terus tentang pentas musikal Tiny Cooper yang hueboh banget itu jg. :'))
Hapus