Judul: Macarin Anjing
Penulis: Christian Simamora
Penerbit: GagasMedia, 2007
Tebal: vi + 356 hlm.
ISBN: 9797801152
Rating: 3/5
Macarin Anjing berkisah tentang Libby dan kedua BFF-nya, Bianca dan Miata. Bianca baru saja putus dari pacarnya, Nariano. Untuk mengibur Bianca yang lagi patah hati, Libby dan Miata berinisiatif untuk menghibur Bianca dan membuat cewek itu melupakan Nariano dengan cara membantu Bianca memusnahkan semua barang yang akan mengingatkannya pada Nariano. Akan tetapi, setelah semua usaha yang dilakukan oleh Libby dan Miata, Bianca masih sulit untuk melupakan mantan pacarnya itu. Diam-diam, tanpa sepengetahuan Libby dan Miata, Bianca mulai menghubungi Nariano untuk... minta balik lagi? Ih!
Libby (tokoh utama cerita ini) lain lagi, punya pengalaman buruk dengan mantan pacarnya yang bernama Dogma (saking bencinya sama cowok itu, Libby sampai mengubah nama panggilannya dari Dogma menjadi Doggy). Jadi, untuk sementara Libby nggak kepingin pacaran dulu. Cewek itu juga menemukan artikel dari internet yang memuat daftar "15 Alasan Kenapa Anjing Lebih Baik dari Cowok" dan bahkan menambahkannya lagi dengan daftar yang dibuatnya sendiri. Kemudian Libby bertemu dengan Nico, yang ternyata adalah temannya Dogma. Awalnya Libby ragu terhadap perasaan Nico kepada dirinya. Libby pikir, Nico pasti nggak beda-beda jauh dengan Doggy Dogma. Tapi, setelah mengenal cowok itu lebih jauh Libby merasa Nico jauh lebih baik dari Dogma. Namun, saat Libby mulai mempercayai Nico, gadis itu malah mendapati Nico sedang jalan dengan Brittany, adik kelas Libby. Apakah Nico... selingkuh? Damn!
Lalu ada Miata, yang diam-diam menyukai Saul yang selama ini menjadi sahabatnya. Sebenarnya sejak awal Miata sudah memberi sinyal-sinyal kepada cowok tersebut, bahwa ia menganggap cowok itu tak hanya sekadar teman. Apa daya, Saul tampak dingin-dingin saja dan tak menanggapi pesan-pesan terselubung dari Miata. Apakah cowok itu memang tolol? Atau ia sebenarnya tahu perasaan Miata, hanya saja ia nggak memiliki perasaan yang sama sehingga lebih memilih untuk berpura-pura tolol? Grrrr!
Kalau kayak gini sih, mendingan macarin anjing deh, daripada macarin cowok yang kelakuannya brengsek. Ingin tahu bagimana kelanjutan kisah Bianca, Libby, dan Miata? Baca sendiri ya, dalam Macarin Anjing karya Christian Simamora.
Dengan judul yang ngajak berantem seperti yang disandang novel ini, siapapun nggak bakal menyangka kalau buku ini adalah novel teenlit. Sebenarnya saya sudah lama punya novel ini. Dulu pernah nyoba-nyoba baca beberapa halaman, tapi kok nggak sreg ya? Mungkin karena buku pertama Christian Simamora yang saya baca pertama kali adalah Shit Happens (dan langsung jadi favorit saya!), di mana gaya menulisnya sudah jauh lebih matang (mangga kali, matang. Hehe).
Back to Macarin Anjing, saya selalu suka gaya bercerita Christian Simamora yang lincah, ringan, dan mengalir. Cara bertuturnya dalan novel ini sangat ceplas-ceplos dan cewek banget, sampai-sampai saya nyaris lupa kalau penulisnya adalah cowok, hehe... *digampar penulis*. Namun, meski saya menyukai gaya menulis Christian, tapi dalam novel ini, terkadang saya merasa cara bertuturnya terlalu riuh. Banyaknya catatan kaki dalam novel ini bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, catatan-catatan kaki tersebut dapat menambah pengetahuan bagi pembaca (ini membuktikan bahwa Christian Simamora memang penulis yang berwawasan luas). Tapi di sisi lain, catatan-catatan kaki tersebut malah dapat mengganggu ritme membaca.
Tentang ceritanya sendiri, saya memang tidak berharap terlalu banyak. Lagi pula apa sih yang diharapkan dari novel teenlit? Palingan nggak jauh-jauh dari persahabatan dan cinta-cintaan khas remaja yang meledak-ledak. Pun tidak banyak hal baru yang dapat ditemui dalam novel ini (omelin diri sendiri: ya kali Pan, novelnya terbitnya taun kapan, elu bacanya taun kapan). Ending-nya juga tidak memberikan kejutan yang berarti bagi pembaca. Padahal konflik yang dibangun oleh penulis sebenarnya cukup menjanjikan, sayang sekali pemecahan masalahnya terkesan datar. Well, saya seharusnya mengingatkan diri sendiri bahwa ini novel remaja, bukan novel dewasa dengan konflik yang lebih serius. (Again, omelin diri sendiri: siapa suruh milih bacaan yang nggak sesuai sama umur!)
Secara keseluruhan, novel ini lumayan bagus kok, walau nggak begitu 'wah'. Cocok banget dibaca untuk mengisi waktu luang. Gaya berceritanya seru untuk diikuti hingga halaman terakhir. Unsur humornya juga mampu mengundang tawa pembaca, setidaknya bagi saya. (Membaca list alasan kenapa anjing lebih baik dari cowok bener-bener bikin ngakak!). Dan tolong jangan abaikan sampul novelnya yang oh-so-unyu ituh!
Tapi kalau mau jujur, saya pribadi lebih menyukai novel-novel Christian Simamora yang terbit belakangan, yang dikhususkan untuk pembaca dewasa, mulai dari Shit Happens, Pillow Talk, Good Fight, Cinderella Rockefella (dalam GagasDuet bertajuk With You bersama Orizuka), dan terakhir, yang sedang saya baca saat ini: All You Can Eat, yang so far mampu banget bikin saya menggelepar bahagia. Mwahahaha.
Aku gak tahan sama buku ini, Vaan. Terlalu "cerewet' rasanya
BalasHapushehe. setuju sama dirimu, Wi. awalnya aku memang 'hampir' gak tahan. tapi makin ke belakang lumayan asik kok.
Hapusahaha... judulnya ngajak berantem, bener juga :D
BalasHapusyap, ngajak berantem banget. siapa coba yang mau macarin anjing? :D
Hapustapi membaca novel ini jadi paham maksud dari judulnya.
dulu anegt pernah baca dan lupa, kmrn dapet buku ini 10 atau 15k, rencana mau baca ulang tapi.... nunggu mood datang aja :D
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus