Judul Buku: Wow Konyol!
Penulis: Rons "Onyol" Imawan
Penerbit: Penerbit Bentang Belia
Tahun Terbit: 2012 (Mei, Cetakan II)
Tebal: 320 Halaman
ISBN: 9786029397239
Harga: Rp. 49.000,-
Rating: 4/5
Jika kamu bertanya buku apa yang menghibur saya selama mengikuti diklat, maka buku inilah salah satunya. Buku yang telah mengalihkan dunia saya dari modul-modul diklat yang bikin pusing tujuh keliling itu!
Saat mendapati buku ini terpajang dengan manis di salah satu rak Gramedia Ekalokasari, Bogor, saya nggak bisa berhenti nyengir sambil bergumam, “Wah, covernya ngajak beratem banget!” Gimana nggak? Monalisa yang aslinya begitu anggun di-photoshop sedemikian rupa sehingga jadi kayak rocker galau begitu! *ngakak guling-guling* Kalau Mbah Leonardo Da Vinci masih hidup, dia pasti bakalan kiss the wall with forehead (jedut-jedutin kepala ke tembok) gara-gara karya masterpiece-nya diutak-atik begitu. Piss ah, Mbah Leonardo, rest in peace yah, di alam sana.
Cukup soal cover, sekarang kita bahas isinya. Mungkin kalian (apalagi yang punya twitter) sudah akrab dengan akun @WOWKonyol yang timeline-nya selalu dipenuli twit-twit “bangkai” yang bisa mengocok perut. Nah, buku ini sebagian besar isinya diambil dari akun twitternya tersebut. Saya bilang ‘sebagian besar’, karena terdapat beberapa twit konyol yang bukan milik si Onyol, sang penulis, melainkan milik teman-temannya yang sengaja di-mention ke dia untuk dimasukkan ke dalam buku ini. Twit mereka nggak kalah kocak, lho.
Rupanya cinta, gombal, jomblo (entah mengapa di buku ini ditulis ‘jomlo’), galau, dan 4L4Y adalah amunisi utama buku ini. Hal-hal tersebut disajikan dengan penuh kekonyolan oleh si penulis, baik dalam bentuk percakapan pendek maupun kalimat-kalimat wejangan yang busuknya minta ampun. Nggak hanya itu, Onyol juga terkadang memasukkan twit-twit yang menyindir pemerintah dan politik di negara ini. Kita diajak untuk berpikir kritis sambil tertawa bersama. Salut deh, buat si Onyol.
Ada satu bab yang bukan berisi twit-twit pendek, tapi semacam artikel yang judulnya Pesek Itu Indah. Lewat tulisan itu, Onyol memberikan pendapat dan argumennya terkait hidung pesek. Bahwa pemilik hidung pesek nggak perlu merasa minder dan harus mensyukuri kepesekannya, karena bagaimanapun, itu adalah pemberian Tuhan. Dijamin, kalian (dan saya) yang punya hidung pesek bakal merasa tersanjung, deh… atau nggak juga. Yah, baca sendiri ya, dan simpulkan sendiri. Haha. *peresensi yang minta dihajar pembacanya*
Nggak semua isi buku ini bikin ketawa. Bukan dalam arti nggak lucu, ya. Misalnya pada bagian Wejangan Magrib. Di situ Onyol membagi twit-twit seru yang selain mengajak pembaca Muslim untuk selalu ingat sholat, juga kalimat-kalimat yang mengajak kita untuk mengingat Tuhan, tanpa kesan menggurui sama sekali. Mungkin pembaca non-Muslim bisa men-skip bagian ini. Tapi saya pribadi (non-Muslim) memilih untuk membacanya. Dan, wow, nggak nyangka twit-twit si Onyol bisa begitu mengena. Beberapa kalimatnya begitu universal, jadi bisa berlaku juga untuk pembaca non-Muslim.
Nah, bab terakhir buku ini justru melenyapkan semua senyum dan tawa saya. Mengapa? Jeng jeng jeng!!! (halah…) Bab terakhir berisi CERMIS alias Cerita Misteri! Sialnya, saya membaca bagian ini pada malam hari. Dan cermis-nya sendiri benar-benar bikin buku kuduk saya merinding. Asem banget dah! Saya sarankan pada bagian ini kamu jangan membacanya seorang diri, apalagi pada malam hari. Kalaupun kamu sedang bersama seseorang, pastikan dulu bahwa orang itu benar-benar “orang”, karena bisa jadi dia bukan… Ah, malah merinding sendiri.
Secara keseluruhan buku ini sanggup membuat saya tertawa, bahkan sampai ngakak. Terdapat ilustrasi konyol dalam bentuk komik di buku ini, sayangnya porsinya sedikit. Ada sih jokes yang terkesan garing karena sudah sering kita baca/dengar, namun itu nggak mengurangi rasa suka saya pada buku ini.
ngakak liat covernya lol XD
BalasHapusHahaha. Sama! :D
Hapusbneran isinya kudu ngakak banget hahahaha
BalasHapus