Judul Buku: Infinitely Yours
Penulis: Orizuka
Penerbit: GagasMedia
Tahun Terbit: 2012 (Cetakan VI)
Tebal: 304 Halaman
ISBN: 9797805085
Harga: Rp. 47.000,-
Rating: 4/5
Orang bilang, pertemuan pertama selalu kebetulan. Tapi, bagaimana caramu menjelaskan pertemuan-pertemuan kita selanjutnya? Apakah Tuhan campur tangan di dalamnya?
Kita bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan. Sekeras apa pun usaha kita berdua, saling menjauhkan diri—dan menjauhkan hati—pada akhirnya akan bertemu kembali.
Kau tak percaya takdir, aku pun tidak. Karenanya, hanya ada satu cara untuk membuktikannya....
Kau, aku, dan perjalanan ini.
Bagi saya, kalimat yang saya kutip dari sampul belakang novel ke-13 Orizuka, Infinitely Yours, di atas cukup membuat penasaran. Dari rangkaian kalimatnya yang begitu manis, saya menduga kisah novel ini akan sangat romantis. Tapi setelah membaca beberapa halaman awal, saya sadar tebakan saya kurang tepat, tapi tidak sepenuhnya salah juga. Ternyata ceritanya bergenre komedi romantis dan unsur komedinya sukses membuat saya nyengir-nyengir ganteng ketika membaca. :D
Adalah Jingga, gadis ceria yang terlalu hiperaktif, seorang Korean freak—menggemari segala hal yang berhubungan dengan budaya pop Korea dan fasih berbahasa Korea. Menilik penampilannya yang mungil seperti ABG serta gaya berpakaiannya yang ‘ramai’, siapa pun tak akan menyangka bahwa gadis ini sudah berumur dua puluh lima tahun. Ada pun seorang laki-laki bernama Rayan, pemuda workaholic yang pendiam dan kaku, miskin senyum dan sering tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Dua manusia beda gender dan saling bertolak belakang sifat tersebut dipertemukan oleh takdir pada sebuah bandara. Awal pertemuan mereka tak terlalu menyenangkan. Rayan secara tidak langsung merusak PSP (yep, konsol game portabel itu) milik Jingga, yang membuat Jingga jengkel dan menuntut ganti rugi. Rayan yang saat itu tengah terburu-buru mengejar flight memberikan kartu namanya kepada Jingga agar gadis itu bisa menghubunginya nanti.
Tak disangka, mereka ternyata bagian dari rombongan yang sama, rombongan tour ke Korea. Jingga yang pembawaannya ceria menganggap kebetulan tersebut suatu hal yang menyenangkan karena ia bisa segera meminta ganti rugi atas PSP-nya yang rusak, namun tidak bagi Rayan. Bukan bermaksud menghindar dari tanggung jawabnya, tapi pemuda itu merasa terganggu dengan kehadiran Jingga yang menurutnya terlalu bising dan hiperaktif, layaknya ABG umur tujuh belas tahun—Rayan awalnya memang tidak tahu berapa usia Jingga sebenarnya. Apalagi para peserta tour dipasang-pasangkan oleh Darma, pemimpin tour, dengan maksud agar setiap peserta harus saling menjaga pasangannya masing-masing selama tour berlangsung. Bisa ditebak, Jingga dipasangkan dengan Rayan yang langsung misuh-misuh.
Ternyata, baik Jingga maupun Rayan punya tujuan masing-masing setelah tiba di Korea nanti. Jingga sangat ingin berjumpa lagi dengan tour guide lokal, seorang pemuda asli Korea yang dikenalnya pada tour tahun lalu; pemuda tampan yang penampilannya mirip aktor drama Korea. Sementara Rayan, ia ingin mencari seseorang untuk membereskan masalah yang belum terselesaikan. Sebenarnya mengikuti tour ini bukan rencana Rayan—bahkan ia sebenarnya sangat membenci Korea dan lebih memilih tidak ke sana kalau bukan demi mencari seseorang tersebut—tapi karena rekannya salah membeli tiket (yang dibeli justru paket tour Korea, karena sang rekan berasumsi bahwa Rayan ke Korea untuk berlibur).
Tiba di Korea, Rayan segera mencari cara memisahkan diri dari rombongan untuk melaksanakan maksudnya. Sialnya, Jingga yang menjadi pasangan tournya mengetahui niat Rayan, dan gadis itu terlalu teguh memegang instruksi pemimpin tour yang mengharuskan pesertanya saling menjaga pasangannya. Jingga yang tak mampu mencegah Rayan kemudian memutuskan untuk ikut ke manapun pemuda sinis itu pergi. Rayan jadi pusing sendiri.
Selanjutnya, banyak hal tak terduga terjadi pada pasangan tour tersebut. Mulai dari tersesat di kota, ditinggal rombongan, hingga harus bermalam bersama di sebuah penginapan murah demi menghemat uang. Berhasilkan Rayan menemukan ‘seseorang’ yang menjadi alasannya terbang ke negara yang sangat dibencinya itu? Lalu bagaimana dengan Jingga yang terpaksa merelakan kebersamaannya dengan cowok Korea yang dirindukannya selama satu tahun?
Temukan jawabannya dalam Infinitely Yours.
Infinitely Yours adalah novel Orizuka pertama saya, juga novel bernuansa Korea pertama yang saya baca. Karena ini yang pertama, tentu saya tidak bisa membandingkan novel ini dengan novel-novel Orizuka yang lain. Tapi saya pribadi menyukai gaya menulis Orizuka di novel ini. Banyak adegan kocak yang bisa memancing senyum bahkan tawa. Sebagai pembaca yang tidak begitu banyak tahu tentang Korea (tapi saya cukup tahu tentang SNSD dan SuJu lho, hehe) novel ini menyajikan suasana Korea Selatan yang terasa nyata, walau sang penulis sendiri mengaku bahwa ia belum pernah ke Korea sebelumnya. Salut dengan Orizuka, sebab meskipun tak pernah menginjakkan kaki di Korea, ia melakukan banyak riset lewat internet (terutama Google Map) untuk mendapatkan gambaran detail tempat-tempat yang menjadi setting cerita novel ini. Juga, penulis memasukkan beberapa dialog berbahasa Korea (sering diucapkan oleh tokoh Jingga) yang membuat novel ini jadi makin meyakinkan, tanpa perlu membuat bingung pembaca karena penulis berbaik hati menambahkan keterangan/terjemahan di bagian footer halaman buku.
Tentang kisahnya, menurut saya cerita dalam buku ini bukan hal yang baru. Cerita tentang cewek periang dan cowok jutek cukup sering ditemui dalam novel-novel remaja yang beredar saat ini. Hanya saja, kembali kepada penulisnya, kepada kepiawaian mereka meramu formula yang sudah populer menjadi kisah yang menarik diikuti tanpa membuat bosan pembacanya. Dan Orizuka berhasil melakukannya. Infintely Yours menjadi novel yang ringan namun menyenangkan untuk disimak hingga halaman terakhir. Informasi mengenai beberapa tempat wisata di Korea dalam novel ini menjadi nilai tambah tersendiri. Ah, saya jadi ingin ke Korea, tapi siapa yang mau bayarin ya? T^T
Yang mengganjal di benak saya yaitu ketika mengetahui usia Jingga: apa iya di dunia nyata ada gadis berumur dua puluh lima tahun yang memiliki tingkah polah seperti ABG tujuh belas tahun? Rasanya saya sulit mengenyahkan pikiran tersebut pada awal-awal membaca novel ini. Syukurlah belakangan saya bisa menerimanya, karena ceritanya sendiri sudah menyedot seluruh perhatian saya dari isu usia tersebut.
Tokoh Rayan kurang menarik buat saya (bukan karena kami sama-sama cowok ya, haha). Maksud saya, karakter Rayan tidak mencerminkan namanya yang seharusnya (menurut penulis) seperti dewa—nama lengkapnya Narayan Sadewa, by the way. Meski saya belum pernah bertemu dewa betulan, masa iya sih ada dewa yang selalu ragu-ragu? Apalagi dewa yang mudah menyerah padahal sudah sangat dekat pada sesuatu begitu ia ingini? Mungkin Orizuka harus mengganti nama tokoh Rayan, karena sifat Rayan terlalu manusiawi jika disamakan dengan dewa, which is agak berlebihan sebenarnya, menyamakan manusia dengan dewa.
Soal cover, sebenarnya sangat manis. Mamun yang disayangkan adalah kalimat dengan tulisan Hangul (Korea) yang terletak tepat di bawah judul novel ini (semacam tagline) tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, atau setidaknya, bahasa Inggris. Saya penasaran dan ingin mengetahui maknanya. Alangkah baiknya jika pihak penerbit/penulis mau mencantumkan terjemahannya, tanpa perlu membuat repot pembaca sampai harus googling terlebih dahulu atau tanya sana-sini hanya untuk mengetahui makna dari kalimat tersebut.
Terakhir, ada isu yang cukup sensitif tentang novel ini, yaitu plagiat. Banyak pembaca yang bilang bahwa cerita novel ini mirip dengan film komedi romantis Thailand berjudul Hello Stranger. Mengenai hal tersebut, Orizuka sudah mengkonfirmasinya lewat
situs pribadinya. Oh ya, soal umur Jingga, Orizuka juga memberikan komentarnya di situ.
Bagi para pecinta Korea, novel ini wajib dibaca dan dikoleksi. Dan bagi para penyuka cerita komedi romantis, novel ini layak dijadikan pilihan sebab ceritanya ringan dan menghibur. 4/5 bintang.
Selamat membaca.